Satu di antara kunci bahagia adalah jreng...jreng...bersyukur. Bersyukur, sebuah kata yang menunjukkan kata kerja. Awalnya kan hanya “syukur” trus mendapat awalan “ber-” maka jadilah ia kata kerja (bener kan?). Sebuah kata yang mudah diucapkan, namun perlu kesungguhan dalam mewujudkan. Kalau anak kecil yang mengucapkan jadi susah, ga gampang lagi, jadinya belsyukul...hee.
Janji Allah pasti, yang bersyukur akan ditambah nikmatnya, yang kufur,ingat azab Allah amatlah pedih. Ini tertera dalam QS Ibrahim ayat 7. Memilih bersyukur atau kufur? Dengan bersyukur hidup jadi lebih enak, lebih tenang, lebih tentram di jiwa. Kok bisa? Karena kita merasa sudah diberi nikmat yang luar biasa oleh Allah. Buanyak sekali nikmat dariNya. Kalau kita menghitung, pastinya tak akan bisa. Coba saja kalau tidak percaya.
Ada yang cerita kepada saya, dianya dari keluarga sederhana. Dia ingin putus sekolah disebabkan ingin membantu orang tuanya mencari tambahan penghasilan. Orangnya pesimis, tidak percaya diri, tertutup. Akibatnya dia tidak punya banyak teman. Hanya satu dua orang yang dekat dengannya. Dia merasa tak bisa apa-apa. Dia merasa dirinya adalah orang yang hidupnya sangat susah. Dunia ini serasa sempit dan nasib tak berpihak. Catat baik-baik...dia MERASA!!
Ada orang yang jauh lebih susah secara ekonomi dari dia. Bahkan jauh lebih susah dari orang yang pertama tadi. Saya mengenalnya dengan baik. Orangnya ceria, optimis, punya banyak teman dan percaya diri. Ya, begitulah. Kalau orang MERASA dirinya adalah orang yang paling tidak beruntung hidupnya jadi tak untung-untung. Yang ada hanya susah. Tak ada kata senang dalam dirinya. Rugi terus jadinya. Padahal, kalau dia mau bersyukur kepada Allah. Yakin dengan ketetapan Allah, berbaik sangka kepadaNya, maka semuanya akan menentramkan di jiwa.
Yang sakit akan disembuhkan, yang miskin akan dibuat kaya, yang sedikit teman akan diperbanyak, yang susah akan dimudahkan, yang sempit akan dilapangkan. Iya...kuncinya kalau kita mau bersyukur dan berbaik sangka kepada Allah. Syukur itu tak hanya di lisan dengan ucapan Alhamdulillah. Syukur itu menuntut kita untuk beramal/bekerja sebagai wujud syukur kita.
Jangan nunggu bahagia kita baru bersyukur. Bersyukurlah, maka engkau akan bahagia dan ditambah nikmatNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar