Rabu, 29 September 2010
“…Berhati Nyaman”
Ku tersentak seketika, diam sejenak sambil mengerutkan kening. Berfikir dan merenung sesaat setelah nada dering tanda bahaya miliknya power rangers memanggil dari HP-ku. Sebuah sms (short message service) kubaca. Isinya sederhana, tapi membuatku menghasilkan tulisan ini. “Jogja berhati nyaman…”begitu bunyi sms-nya. “Hati-hati pak trainer dengan kenyamanan. Tapi suer ”, lanjutnya meyakinkan, “di sini super duper menantang.” Kala itu, sang pengirim sms sedang promosi suatu tempat dimana dia bekerja. Menawarkan daerah itu padaku, agar mau pindah ke sana, meski cuma sambil bercanda.
Mungkin penulisnya hanya iseng saja, tanpa bermaksud apa-apa. Tapi bagiku, seolah diingatkan kembali akan pentingnya sesuatu yang baru. Pentingnya perubahan. Pentingnya perbaikan dan menghadapi tantangan-tantangan baru.
Dalam pengertian sederhana, perubahan berarti berpindah dari satu posisi/kondisi kepada posisi/kondisi lain. Kondisi awal biasanya sangat nyaman. Sedangkan kondisi yang baru, biasanya tidak nyaman. Tetapi pada awalnya saja yang tidak nyaman dan aneh, lama-lama akan terbiasa, akhirnya ya jadi nyaman lagi. Selain dari kondisi nyaman menuju zona tak nyaman, perubahan biasanya akan banyak yang berkomentar. Sederhana saja, awalnya kita ini tak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, nilai ujian selalu di bawah rata-rata. Suatu ketika, karena rajin belajar, nilai kita akhirnya berubah menjadi baik. Pasti awal-awal akan banyak yang komentar ini dan itu. Entah kita dibilang pintar seketika, sok pinter, pasti hasil nyontek de el el.
Perubahan itu suatu keniscayaan. Kalau kita tidak mau mati, maka berubahlah, begitu kata para ahli manajemen. Tentu perubahan yang lebih baik. Tak sekedar perubahan. Kalau tidak ingin tertinggal, maka harus selalu lebih baik dari hari kemaren. Ingat, pada awalnya perubahan itu tak nyaman.
Kembali kepada sms tadi. Setelah ku berfikir sejenak, ku berkata dalam hati, “Memang, Jogja berhati nyaman. Budayanya, lingkungannya, keramahannya, senyumnya, dan tentu manusia penghuninya. Tapi, bukan berarti tidak bisa berkembang. Agar ada tantangan-tantangan baru, kalau keadaan tak menghadirkan, maka aku akan menciptakannya sendiri.” Sehingga, aku tidak berlomba dengan orang lain, tapi berpacu dengan diri sendiri. Mencoba mengalahkan diriku yang kemaren. Jadi, mau tak mau, hari ini harus lebih baik dari kemaren. Esok harus lebih baik dari hari ini. Begitu seterusnya.
Mari, bersama menjadikan diri ini menjadi lebih baik. Ingat, perubahan pada awalnya tak nyaman, namun akhirnya kita terbiasa dan kemudian kebiasaan yang memaksa kita. So…TETAP SEMANGAT!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar