Silaturahim kemaren ada yang menarik. Dan begitulah setiap tahunnya. Setiap Ramadhan dan setiap silaturahim pas bulan syawwal. Ada saja hal baru yang didapat. Pada bulan ini, kudapatkan sesuatu yang baru juga. Apa itu? Pentingnya belajar menjaga bicara.
Sebenarnya ini bukan sesuatu yang baru. Tentu kita semua sudah mahfum akan hadist dari Rosulullah yang satu ini, “Sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.” Tapi, kemaren pas silaturahim, hadist ini seolah berbicara pada saya seorang. Benar-benar tertohok.
Setelah bermaaf-maafan satu sama lain, kadang saya sendiri tidak menyadari kalimat yang kugunakan. Saking menikmatinya kumpul bersama kawan sperjuangan. Lama tak berjumpa. Berkangen-kangen ria. Ada beberapa kata yang tidak seharusnya kukeluarkan. Ada canda-canda yang tidak semestinya terucap. Terutama kepada teman-teman dekat yang memang sudah sangat akrab. Kadang bercandanya berlebihan, sehingga tanpa sadar telah menyakitkan hati saudara seiman tersebut.
Gimana bisa mengetahui bahwa saudara kita tersakiti? Atau setidaknya merasa tidak nyaman dengan kata yang kita ucapkan? Mudah saja, perhatikan bahasa tubuhnya. Adakah raut mukanya berubah dari sebelumnya. Tiba-tiba menunduk karena merasa malu. Atau badannya bergerak-gerak tanda tak nyaman seolah kegerahan, padahal duduknya sudah sangat lapang, empuk dan dingin karena AC ruangan.
Bersyukurlah saya kemaren pas bareng-bareng silaturahim ada yang mengingatkan. “Rif, jangan begitu, ga sopan tau!” Syukron ya, telah mengingatkan. Seneng rasanya bisa belajar lebih baik. Kalau salah, kita menyadari dan segera memperbaiki. Atau ada teman yang bersemangat menasehati saudara seiman.
Memang, kuakui, kadang kata-kata yang kukeluarkan memang terkesan kasar dan terlalu vulgar. Blak-blakan. Terbuka, tanpa tedeng aling-aling. He he. Sungguh tidak bermaksud menyakiti kok. Maksudnya sih bercanda atau biar lebih akrab saja. Afwan ya yang telah sering terdzolimi. Afwan jiddan.
Dan inilah yang perlu dijaga. Inilah yang perlu diatur. Komentar-komentar yang tidak perlu. Canda-canda yang berlebihan dan menyakitkan. Cara mengatakan yang tidak tepat.
Ya ya…saya masih sangat perlu belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar